Penyakit Kusta |
Penyebab Penyakit Kusta
Penyakit kusta atau penyakit lepra atau hansen disebabkan oleh infeksi bakteri kronis, bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kusta terutama menyerang saraf kulit, selaput lendir hidung, dan saluran pernapasan bagian atas. Penyakit lepra juga dapat mengakibatkan luka kulit, kerusakan saraf, dan kelemahan otot jika tidak diobati. Hal ini dapat menyebabkan cacat parah dan cacat yang permanen.
Kusta adalah salah satu penyakit tertua dalam sejarah kesehatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), referensi pertama tentang penyakit kusta ditulis pada 600 tahun sebelum masehi (WHO, 2010). Penyakit lepra atau penyakit hansen telah menjangkiti banyak negara, terutama yang memiliki iklim tropis atau subtropis.
Jenis Penyakit Kusta
Ada dua kategori untuk mengklasifikasikan penyakit lepra. Penyakit kusta tuberkuloid dan lepromatosa. Ini didasarkan pada respon kekebalan tubuh seseorang terhadap penyakit. Kusta tuberkuloid yaitu respon imun hanya terbatas pada beberapa lesi (luka pada kulit). Penyakit ini tergolong ringan dan hanya sedikit menular. Respon imun yang kurang baik pada kusta lepromatosa menyerang kulit, saraf, dan organ lainnya. Lesi benjolan besar dan bintil kecil menyebar pada kulit, penyakit kusta jenis ini lebih menular.
WHO mengkategorikan penyakit kusta berdasarkan jenis dan jumlah daerah kulit yang terkena:
Paucibacillary. Lima tempat atau kurang lesi tanpa bakteri terdeteksi dalam sampel yang diambil dari kulit penderita penyakit kusta.
Multibasiler. Lebih dari lima lesi bakteri yang terdeteksi pada kulit.
Kategori Ridley-Jopling digunakan secara global dalam studi klinis. Kategori ini memiliki enam klasifikasi berdasarkan keparahan gejala penyakit lepra:
Penyakit lepra menengah. Beberapa lesi datar yang kadang-kadang sembuh sendiri dan dapat berkembang menjadi jenis yang lebih parah.
Penyakit lepra tuberkuloid. Lesi datar, bisa besar dan mati rasa, beberapa menyerang saraf, dapat sembuh sendiri, bisa bertahan atau mungkin berkembang menjadi bentuk yang lebih parah.
Penyakit lepra ambang tuberkuloid. Lesi seperti tuberkuloid tapi kecil dan lebih banyak, dapat bertahan atau kembali ke lepra jenis tuberkuloid, bisa juga berubah menjadi jenis lepra lainnya.
Penyakit lepra batas pertengahan. Kemerahan, kadang mati rasa, kelenjar getah bening yang bengkak. Mungkin gejalanya menjadi ringan atau bertahan, bisa juga akan lebih parah.
Penyakit lepra batas lepromatous. Banyak lesi dengan lesi datar, benjolan, plak, dan bintil-bintil. Kadang mati rasa, dapat bertahan, kembali, atau lebih parah.
Penyakit lepra lepromatous. Banyak lesi dengan bakteri menyebabkan rambut rontok, menyerang saraf, lemah tungkai, cacat, bersifat menetap.
Penularan Penyakit Kusta
Kusta menyebar melalui kontak cairan dengan orang yang terinfeksi, biasanya ketika dia bersin atau batuk. Penyakit kusta adalah penyakit menular. Hindari kontak dengan penderita, untuk meminimalisir penularan penyakit kusta.
Bakteri kusta berkembang biak sangat lambat. Oleh karena itu penyakit ini memiliki masa inkubasi (waktu antara infeksi dan munculnya gejala pertama) hingga lima tahun. Bahkan, gejala penyakitnya mungkin tidak muncul selama 20 tahun.
Menurut New England Journal of Medicine, Armadillo sejenis binatang trenggiling asli Amerika Selatan juga dapat membawa dan menularkan penyakit kusta ke manusia (NEJM, 2011).
Gejala Penyakit Kusta
Gejala utama penyakit kusta meliputi:
- otot lemah
- mati rasa di tangan, lengan, kaki, dan kaki
- lesi kulit yang:
a. mengalami penurunan sensitifitas sentuhan, suhu, atau terasa sakit
b. tidak sembuh setelah beberapa minggu atau bulan
c. lebih pucat daripada warna kulit normal
Diagnosa Penyakit Kusta
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda dan gejala penyakit kusta. Dokter juga akan melakukan pengambilan sedikit bagian kulit untuk pengujian di laboratorium.
Selain itu, dokter mungkin melakukan tes kulit lepromin untuk menentukan jenis penyakit kusta. Sejumlah kecil bakteri penyebab kusta disuntikkan ke dalam kulit, biasanya di lengan atas. Orang yang memiliki kusta tuberkuloid atau kusta ambang tuberkuloid akan mengalami peradangan di tempat suntikan.
Mengobati Penyakit Kusta
WHO mengembangkan terapi multidrug pada tahun 1995 untuk mengobati semua jenis penyakit kusta. Obat ini tersedia secara gratis di seluruh dunia (WHO, 2010). Selain itu, beberapa antibiotik digunakan untuk mengobati kusta, yang bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab penyakit kusta. Obat itu adalah:
- dapson
- rifampisin
- minocycline
- ofloksasin
Dokter mungkin meresepkan lebih dari satu antibiotik pada saat yang sama. Dia mungkin juga meresepkan obat anti-radang seperti aspirin, prednison, orthalidomide. Namun, tidak akan pernah menyarankan obat thalidomide untuk penderita penyakit kusta yang sedang hamil. Karena dapat menyebabkan bayi lahir cacat.
Komplikasi Penyakit Kusta
Komplikasi serius dapat terjadi ketika diagnosis dan pengobatan penyakit kusta tidak dilakukan. Komplikasi yang mungkin terjadi:
- rambut rontok, terutama pada alis dan bulu mata
- kelemahan otot
- kerusakan saraf permanen di lengan dan kaki
- fungsi tangan dan kaki terganggu
- hidung tersumbat, mimisan, dan runtuhnya septum hidung
- mata belekan (iritis, radang iris mata, konjungtivitis), glaukoma (penyakit mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik), dan kebutaan
- disfungsi ereksi dan infertilitas
- gagal ginjal
Mencegah Penularan Penyakit Kusta
Penyakit kusta bisa sembuh jika mendapat penanganan dan pengobatan sejak dini. Pengobatan dini mencegah kerusakan jaringan, menghentikan penyebaran penyakit, dan mencegah komplikasi penyakit yang serius.
Penyembuhan penyakit lepra akan semakin sulit ketika penyakit ini didiagnosis pada tahap selanjutnya, setelah menyebabkan kecacatan. Karena penderita akan mengalami kecacatan permanen seumur hidupnya walau mendapatkan pengobatan.
Cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit kusta adalah menghindari kontak dengan penderitanya.
Mengobati Penyakit Kusta
WHO mengembangkan terapi multidrug pada tahun 1995 untuk mengobati semua jenis penyakit kusta. Obat ini tersedia secara gratis di seluruh dunia (WHO, 2010). Selain itu, beberapa antibiotik digunakan untuk mengobati kusta, yang bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab penyakit kusta. Obat itu adalah:
- dapson
- rifampisin
- minocycline
- ofloksasin
Dokter mungkin meresepkan lebih dari satu antibiotik pada saat yang sama. Dia mungkin juga meresepkan obat anti-radang seperti aspirin, prednison, orthalidomide. Namun, tidak akan pernah menyarankan obat thalidomide untuk penderita penyakit kusta yang sedang hamil. Karena dapat menyebabkan bayi lahir cacat.
Komplikasi Penyakit Kusta
Komplikasi serius dapat terjadi ketika diagnosis dan pengobatan penyakit kusta tidak dilakukan. Komplikasi yang mungkin terjadi:
- rambut rontok, terutama pada alis dan bulu mata
- kelemahan otot
- kerusakan saraf permanen di lengan dan kaki
- fungsi tangan dan kaki terganggu
- hidung tersumbat, mimisan, dan runtuhnya septum hidung
- mata belekan (iritis, radang iris mata, konjungtivitis), glaukoma (penyakit mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik), dan kebutaan
- disfungsi ereksi dan infertilitas
- gagal ginjal
Mencegah Penularan Penyakit Kusta
Penyakit kusta bisa sembuh jika mendapat penanganan dan pengobatan sejak dini. Pengobatan dini mencegah kerusakan jaringan, menghentikan penyebaran penyakit, dan mencegah komplikasi penyakit yang serius.
Penyembuhan penyakit lepra akan semakin sulit ketika penyakit ini didiagnosis pada tahap selanjutnya, setelah menyebabkan kecacatan. Karena penderita akan mengalami kecacatan permanen seumur hidupnya walau mendapatkan pengobatan.
Cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit kusta adalah menghindari kontak dengan penderitanya.
Kami menyediakan kapsul obat herbal untuk mencegah penyakit kusta. Klik saja: Kapsul Pegagan